Thursday 13 September 2012

REFLEKSI MINGGU 5 (Perasaan? Emosi?)


Perasaan
      i.        Gejala psikis yang bersifat subyektif
    ii.        Dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam taraf tertentu

Perasaan dibezakan menjadi:
Perasaan Jasmani (rendah)
Perasaan Rohani (luhur)
1. Perasaan Indriahà
perasaan yang
berhubungan dengan
perangsang panca indera
seperti asin, pahit, sedap,
dsb.
2. Perasaan Vitalà perasaan
yang berhubungan dengan
keadaan jasmani seperti
perasaan segar, loyo,
tidak berdaya, dsb.
1. Perasaan keagamaanà
berhubungan dengan agama
2. Perasaan intelektual
berhubungan dengan hasil
kerja pikiran
3. Perasaan kesusilaan
berhubungan dengan tata
krama
4. Perasaan keindahanà
berhubungan dengan seni
5. Perasaan sosialà
berhubungan dengan sesama
manusia
6. Perasaan harga dirià
berhubungan dengan penilaian
orang lain terhadap diri sendiri

Perasaan menurut Linschoten:
1.    Suasana hati: rasa yang terkandung di dalam situasi kejiwaan, yang dapat berlangsung lama. Dibedakan menjadi:
      i.        euphoor: rasa gembira
    ii.        netral: rasa acuh tak acuh
   iii.        disphoor: rasa murung
   iv.        humor: rasa yang timbul dan hilang di    antara euphor dan netral

2.    Perasaan dalam arti sempit: suatu rasa yang berkaitan dengan situasi konfrontasi antara nilai pribadi dengan nilai yang lain, sehingga menimbulkan nilai yang berbeda-beda rasanya bagi tiap orang. Misalnya melihat suatu obyek à A timbul rasa tertarik, tapi bagi B timbul rasa muak. Hal ini sangat tergantung pada nilai pribadinya dan nilai objeknya.
3.    Emosi: suatu rasa yang menyimpang dari batas normal, sehingga kadang-kadang ybs sulit menguasai diri dan terganggu penyesuaiannya dengan lingkungannya.

Perbedaan antara emosi dan perasaan:
• Emosi mempunyai intensitas lebih kuat dari perasaan
• Emosi dapat menimbulkan gangguan organis, sedang perasaan tidak dapat

Lain-lain perasaan:
• Simpati dapat mengetahui perasaan orang lain (feeling with another person)
• Empati dapat merasakan perasaan orang lain, dan dirasakan seolah-olah ikut   mengalaminya (feeling into a person)

Emosi
                  i.      Sesuatu yang sangat erat hubungannya dengan kondisi tubuh, seperti denyut jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dll.
    ii. Sesuatu yang dilakukan atau diekspresikan, misalnya tersenyum, tertawa, menangis.
   iii. Sesuatu yang dirasakan, misalnya senang, kecewa, sedih.
  iv.  Emosi menimbulkan suatu motif, misalnya emosi senangà motif untuk melakukan sesuatu. Emosi tidak senangà motif untuk menghindari sesuatu.

Berbagai bentuk ekspresi emosi:
      i.        Startle Respone (reaksi terkejut) terdapat pada setiap orang, dan diperoleh sejak lahir (inborn), sehingga tidak dipengaruhi oleh pengalaman, dan oleh kerananya reaksi terkejut ini sama pada setiap orang. Misalnya menutup mata, mulut melebar, kepala dan leher bergerak ke depan.
    ii.        Facial & Vocal Expression (ekspresi wajah dan suara) melalui perubahan wajah dan suara dapat dibedakan keadaan emosi orang yang sedang marah, gembira, dsb.
   iii.        Posture & Gesture (sikap dan gerak tubuh)à sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan pendidikan (dari hasil belajar). Misalnya orang marah dinyatakan dengan memukul meja, mengepalkan tangan.
1.     Teori Emosi James – Lange (Teori Perifer)
James adalah psikolog Amerika, sedang Lange adalah ahli fisiologi dari Denmark. Mereka masingmasing bekerja sendiri, dan karena ada kesamaan pendapat, pada tahun 1880 mengajukan teori tentang emosi kerana emosi terjadi karena sensasi yang berasal dari jasmani, terutama organ-organ tubuh dari dalam, misalnya:
• Pendapat umum orang melihat harimau – takut – lari.
• James Lange orang melihat harimau – lari – baru merasa takut.
• Jadi orang menangis bukan karena sedih, tetapi orang menangis kemudian      baru merasa sedih.
2.     Teori Central >< Teori Perifer (Canon)
Canon menentang teori James Lange. Ia membuktikan dengan melakukan penyelidikan fisiologis terhadap seekor kucing. Di dalam penyelidikan tersebut, syaraf simpatis dari kucing dipotong, maka apabila teori J – L benar, kucing yang syaraf simpatisnya telah dipotong tidak dapat marah lagi. Kemudian anjing dimasukkan, ternyata kucing yang melihat anjing masih dapat marah. Kesimpulan: keadaan organis bukan merupakan faktor yang menentukan munculnya emosi. Jadi orang merasa sedih, sehingga ia menangis, dan menyebabkan terjadinya perubahan organis.


No comments:

Post a Comment

Tak kan tengok je...klik la sekali :)

Aishiteru 2~tak suka, tu ada button pause :)

Copyright© All Rights Reserved Alabucukbucuk.blogspot.com